Kapal nelayan KMN INKA MINA 973 ditangkap ketika membawa sejumlah ikan campuran di perairan Seram. Kapal berukuran 33 GT ini ditangkap oleh KN Ular Laut-4805 yang tengah bergabung dalam Operasi Nusantara V.
KN Ular Laut menyergap kapal nelayan tersebut di wilayah perairan Laut Seram Indonesia. Kapal tersebut dinahkodai oleh J. Makasaehe dengan jumlah ABK sebanyak 18 orang.
Komandan KN Ular Laut 4805 Bakamla RI Mayor Laut (P) Bambang Arif Hermawan segera memerintahkan perwira jaga untuk mendekat dan melakuka pemeriksaan terhadap kapal nelayan itu. Saat dilakukan pemeriksaan, nahkoda tidak dapat menunjukkan surat atau dokumen operasional kapal.
"Karena kapal tersebut tidak memiliki dokumen atau surat yang mendukung kegiatan penangkapan ikan, saya memerintahkan agar kapal nelayan tersebut di ad hoc menuju ke Dermaga Bakamla Halong Ambon. Sampai saat ini masih dilakukan pendalaman penyidikan sebelum diserahkan kepada Kepala Kedinasan kelautan dan Perikanan guna penyelesaian perkara lebih lanjut", ujar Bambang Arif Hermawan dalam siaran persnya, Selasa (21/6/2016).
Selain dokumen operasional kapal, pelanggaran lain yang dilakukan adalah tidak lengkapnya dokumen kegiatan penangkapan ikan dan dokumen personal. Saat dilakukan pemeriksaan juga didapati 3 ABK tidak sesuai daftar. Dan 19 ABK tersebut juga tidak memiliki kartu tanda penduduk ataupun kartu identitas lainnya.
Sementara di Pangkep, Sulawesi Selatan ditemukan dua buah kapal yang menangkap ikan menggunakan pukat. Kali ini yang melakukan penangkapan adalah KP-XIV-2012 milik Polair Polres Pangkep.
"Kapal pertama yang ditangkap adalah KMN Bulan Manai 02 yang dinakhodai oleh H. Jafar. Pada saat diperiksa, ditemui muatan hasil tangkapan ikan seberat 60 kilogram yang sedang melakukan operasi di Perairan Makassar," kata Mardiono.
Kapal berukuran 26 GT ini ditangkap pada Minggu (19/6) yang selanjutnya diserahkan ke Satpolair Polres Pangkep. Dalam perjalanan menuju pangkalan, kemudian ditemukan lagi kapal yang mencurigakan.
Pada saat dilakukan pemeriksaan, kapal ini diketahui dinamakan KMN Bintang Selamat 02. Ketika itu tengah menangkap ikan dengan menggunakan pukat di Perairan Pangkep.
"Pada saat ditangkap, KMN. Bintang Selamat 02 memuat hasil tangkapan ikan sebesar 50 kilogram. Kapal ini kemudian ikut dibawa ke Satpolair Polres Pangkep," ujar Mardiono.
Karena menggunakan pukat dalam menangkap ikan, kedua kapal ini telah melanggar pasal 9 jo Pasal 85 UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Ancaman hukumannya yaitu penjara paling lama 5 tahun dan denda maksimal sebesar 5 miliar rupiah. (Detik)
KN Ular Laut menyergap kapal nelayan tersebut di wilayah perairan Laut Seram Indonesia. Kapal tersebut dinahkodai oleh J. Makasaehe dengan jumlah ABK sebanyak 18 orang.
Komandan KN Ular Laut 4805 Bakamla RI Mayor Laut (P) Bambang Arif Hermawan segera memerintahkan perwira jaga untuk mendekat dan melakuka pemeriksaan terhadap kapal nelayan itu. Saat dilakukan pemeriksaan, nahkoda tidak dapat menunjukkan surat atau dokumen operasional kapal.
"Karena kapal tersebut tidak memiliki dokumen atau surat yang mendukung kegiatan penangkapan ikan, saya memerintahkan agar kapal nelayan tersebut di ad hoc menuju ke Dermaga Bakamla Halong Ambon. Sampai saat ini masih dilakukan pendalaman penyidikan sebelum diserahkan kepada Kepala Kedinasan kelautan dan Perikanan guna penyelesaian perkara lebih lanjut", ujar Bambang Arif Hermawan dalam siaran persnya, Selasa (21/6/2016).
Selain dokumen operasional kapal, pelanggaran lain yang dilakukan adalah tidak lengkapnya dokumen kegiatan penangkapan ikan dan dokumen personal. Saat dilakukan pemeriksaan juga didapati 3 ABK tidak sesuai daftar. Dan 19 ABK tersebut juga tidak memiliki kartu tanda penduduk ataupun kartu identitas lainnya.
Sementara di Pangkep, Sulawesi Selatan ditemukan dua buah kapal yang menangkap ikan menggunakan pukat. Kali ini yang melakukan penangkapan adalah KP-XIV-2012 milik Polair Polres Pangkep.
"Kapal pertama yang ditangkap adalah KMN Bulan Manai 02 yang dinakhodai oleh H. Jafar. Pada saat diperiksa, ditemui muatan hasil tangkapan ikan seberat 60 kilogram yang sedang melakukan operasi di Perairan Makassar," kata Mardiono.
Kapal berukuran 26 GT ini ditangkap pada Minggu (19/6) yang selanjutnya diserahkan ke Satpolair Polres Pangkep. Dalam perjalanan menuju pangkalan, kemudian ditemukan lagi kapal yang mencurigakan.
Pada saat dilakukan pemeriksaan, kapal ini diketahui dinamakan KMN Bintang Selamat 02. Ketika itu tengah menangkap ikan dengan menggunakan pukat di Perairan Pangkep.
"Pada saat ditangkap, KMN. Bintang Selamat 02 memuat hasil tangkapan ikan sebesar 50 kilogram. Kapal ini kemudian ikut dibawa ke Satpolair Polres Pangkep," ujar Mardiono.
Karena menggunakan pukat dalam menangkap ikan, kedua kapal ini telah melanggar pasal 9 jo Pasal 85 UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Ancaman hukumannya yaitu penjara paling lama 5 tahun dan denda maksimal sebesar 5 miliar rupiah. (Detik)
0 Response to "KN Ular Laut Bakamla Tangkap Kapal Ikan Tanpa Izin Di Laut Seram"
Posting Komentar